Kamis, 25 Oktober 2007

anakku sahabatku


ANAKKU SAHABATKU
Izzatul Jannah

Apakah menjadi orangtua itu mudah?
Apakah menjadi anak itu mudah?

Ternyata tidak. Sebab menjadi anak dan orangtua sama-sama amanah dari Allah SWT. Masing-masing memiliki tugas, tanggungjawab dan hak masing-masing yang perlu dipelajari melalui diskusi serta coba dan salah.
Tradisi Keluarga
Saya dan suami memiliki latar belakang keluarga yang berbeda. Saya dibesarkan oleh tradisi keluarga yang ekspresif (baik secara positif maupun negative), hangat, terbuka dan cenderung demokratis, tetapi individual, sedangkan keluarga suami saya dibesarkan dalam tradisi keluarga yang kurang ekspresif, kurang hangat, cenderung otokratis, tetapi lebih sosial (keluarga besar yang menampung banyak saudara: keluarga batih). Hal ini tentunya menyebabkan kami terlebih dahulu harus menetapkan tradisi keluarga seperti apa yang akan kami kembangkan bagi keluarga kami sendiri. Akhirnya, setelah hampir 9 tahun menjadi orang tua, kami mulai memasuki perkembangan yang cukup mantap dalam mengembangkan tradisi keluarga.
Mengikuti sunnah Rasul dalam mendidik Anak
Pola asuh yang ideal adalah mengikuti perkembangan anak sebagaimana yang dinasihatkan oleh sayyidina Ali.ra. Ajaklah anakmu bermain ketika berusia 0-7 tahun, berilah aturan dan didiklah ketika berusia 7-14 tahun dan jadilah teman bagi mereka ketika mereka berusia 14-21 tahun. Fase perkembangan ala sayidina Ali ini rupanya sangat sederhana, mudah diikuti dan tepat. Rasulullah SAW pernah pada suatu hari menggendong balita dari seorang ibu, kemudian balita itu buang air kecil, sang ibu lalu merenggutnya dengan kasar dari gendongan Rasul, lalu apa yang dikatakan Rasul? “Wahai ibu, air seni ini bisa hilang dengan disiram air, tetapi renggutan kasarmu akan membekas selamanya, pada anakmu.” Menurut Anda, apa yang sedang dikembangkan Rasulullah ketika berinteraksi dengan kanak-kanak? Ya! Memberi rasa aman dan kasih-sayang. Lalu ketika Rasulullah berinteraksi dengan praremaja, seorang anak sedang makan bersama orang dewasa yang lain, lalu tangannya menjulur kemana-mana hendak menjangkau makanan, Rasul bersabda: wahai anak, makanlah dengan tangan kananmu dan ambilah yang dekat. Rasulullah sedang menetapkan aturan dan batasan kepada anak-anak. Ketika ada seorang remaja meminta izin pada Rasulullh untuk berzina, Rasul bersada: Apakah engkau suka jika apa yang ingin kau lakukan itu menimpa ibumu? Saudara perempuanmu? Bibimu?. Rasulullah membangun dialog dan mengajak berpikir ketika anak-anak telah beranjak dewasa.
Mendoakannya Setiap Waktu
Saya yakin diantara kita pasti memiliki kebiasaan untuk mendoakan anak dan keluarga, tetapi banyakkah diantara kita yang memiliki kebiasaan mendoakan anak secara terbuka, terang-terangan dihadapan anak?
Tahukah Anda, doa adalah komunikasi paling efektif dan mesra yang bisa kita berikan pada anak-anak kita.
Menghargai dan Mencintai mereka apapun kualitas dan apa yang ada dalam dirinya
Individual differences adalah hal penting yang saya pelajari dalam psikologi. Manusia sebagai makluk berpikir, rasional dan berorientasi ke depan, pastilah memiliki potensi yang tidak tunggal. Masing-masing anak memiliki kecerdasan yang berbeda-beda, memiliki perilaku dan cara merespon lingkungn yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, hargai dan berilah motivasi hal-hal positif pada anak Anda apapun potensi itu. Sudahkah Anda mengenal potensi masing-masing anak Anda? Sudahkan Anda menyebut-nyebut bahwa mereka memiliki potensi itu dihadapan mereka sebagai sebuah penguatan?
Menjadi Model bagi Anak-anak Anda.
Modeling adalah sebuah cara paling efektif dalam pendidikan. Karena anak lebih mudah belajar dengan meniru daripada yang lain. Jadi, pertanyaannya? Sudahkah Anda menjadi model yang baik bagi anak-anak anda?
Memilihkan teman dan lingkungan terbaik baginya.
Karena model berikutnya setelah Ibu dan kemudian orang tua adalah lingkungan, maka kita pun wajib untuk mencarikn lingkungan terbaik bagi tumbuh kembang anak-anak kita. Carilah sekolah yang tidak akan berbeda jauh dalam mengembangkan hal-hal positif anak-anak kita. Memiliki tradisi keIslaman yang dekat dengan tradisi keIslaman yang dikembangkan dalam keluarga.
Wallahu ‘alam bishshawwab

Tidak ada komentar: